Saturday 11 January 2014

MALAIKAT KECILMU TIDAK PERNAH BERSENDIRI Kudedikasikan sajak ini buat saudaraku Topan Kejora


Tanah itu masih merah
wangian bunganya juga masih ada
tika engkau dan malaikat kecilmu
berteleku di pinggirnya
membisikkan rindu kalian
dengan ombak kasih masih menderu
pun dengan debar cintamu
masih kekal di menaranya.

Setelah lama bertanya
malaikat kecilmu mungkin kini telah mengerti
untuk memahami tentang kehilangan
tentang erti sebuah kepergian
kehilangan yang tiada gantinya
juga kepergian yang tiada kembalinya
di setiap musim yang akan kalian lewati.

Tafakurmu menjentik sendu
sendu yang membawa kenangan
ketika kalian saling bercanda
melunak setiap bicara
memecah sunyi dengan riang
dan mengusik rajuk hiba
pun memujuk dalam selangit kasihmu.

Angin pilu seakan menyanyi
berirama dendang
berkelana dalam nada sama
untuk menali cinta kemanusiaan
dalam kucupan penuh mukjizat
untuk mesra bermukim ke akhir hayat
dan di tanganmu
tergenggam mahkota mulia
untuk engkau terus berdandan
dalam persalinan cinta
yang paling bererti.

Ketika awan petang
berarak melingkar redup
angin nyaman membisik telinga
menghinggapi dahan kenangan abadi
lalu bersepi di sudut hari
sedang kecintaanmu adalah kelupaan
tentang satu yang nyata.

Dalam juraian doamu yang tiada akhirnya
matamu bermanik
antara dedaun hijaunya
sepertinya di suatu gurun mencabar pandang
pertemuan hanya dengan diri
di suatu puncak kesedaran
sedang harapannya datang dari sejarah
yang tak mungkin dapat engkau punggah
dari masa yang telah berubah.

Antara kemboja putih yang gugur
pandanglah mata malaikat kecilmu
ada syurganya di situ
lenggangkan tari siang riakmu
agar dia akan mengerti
dia tidak pernah bersendiri
menahan embun yang menggigil dingin
juga menepis mentari yang membakar
agar kehilangan itu diresapinya
untuk dia kembali menguak pintu bahagia
kerana kebahagiaan itu
adalah minumannya yang paling puas.

Qalam Bertinta
Klang
11012014
1445pm

1 comment: