Setelah genap sepurnama mereka bersama
banyak ilmu yang dipelajari oleh Lelasari
dari Buragas yang tidak lokek ilmu di dada
habis dicurahnya, bagaikan mencurah air yang mengalir di lembah.

Dari ilmu zahiriah hinggalah ilmu lahiriah
kalau adalah ilmu anginiah
pasti itu pun diajari oleh Buragas,
kerana memang dia seorang ilmiah.

Cuma satu ilmu yang tidak dapat diajarinya!
Ilmu batiniah!
Tidak dapat diturunkannya
kerana dia sendiri pun tak tahu akan ilmu tersebut.

Setelah pasti ilmu diturunkan bersebati di dada Lelasari
maka di suruhlah Buragas agar segera membalas dendam yang ada
terhadap Bapak Mentari durjana yang membuat onar di muka
membalas dendam akan kezalimannya terhadap Suriawati adinda tercinta.

Akan Suriawati tidak menyempat gerangan lagaknya
apabila mendapat tahu Lelasari telah pun penuh ilmu di dada
mengemas pakaian bagaikan tak sabar, mahu segera pergi dari dalam gua
untuk membalas dendam akan apa yang terjadi kepadanya
akan Lelasari harapannya terbina, dendam kesumat yang membara.

Setelah diperkenankan oleh Buragas dengan keizinan diberi
keluarlah Lelasari dan Suriawati menuju negerinya kembali
ingin menuntut bela akan apa yang telah terjadi
menuntut keadilan berbekalkan ilmu yang di warisi
dari Buragas jin gua yang baik hati.

Setelah jauh keluarnya dari gua tersebut
muka Suriawati tetap masam dan mencuka
kayak seorang wirawati dalam cerita hindi
tumpuan diberi akan dendam di hati.

Terdetik juga di hati Lelasari
kenapa pelik perangainya si Suriawati
tidak banyak bercerita hanya membisu seribu erti
lalu bertanyalah dia akan apa yang terbuku sedari tadi.

Bersambung di bab ke sebelas pula.

ss-z/spl/pr..31-JAN-2012.