Berbisik sang bayu
sampaikanlah salamku
pada dia yang kurindu
tika malam kelam
seakan kulihat bayangmu
melambai memanggilku
entah mengapa di saat ini
sang rembulan pun seolah menyepi
seakan menyisihkan diri
membiarkan luka itu berdarah lagi
merindui dalam kepasrahan
kerna dikau di sana tak kunjung datang
saat sang mentari menyinari hari
masih aku di sini menanti
bertanya khabarmu di kejauhan
merintih tercari-cari kelibat idaman hati
ternyata semakin jauh menghilang dari sisi
pernahkah kaumengerti
tentang rindu yang tak bertepi
tentang kasih terpendam di hati
tentang cinta kian bertakhta di sanubari
pernahkah kaucuba memahami
rajukku meminta diperhati
senyumku setulusnya dari lubuk nurani
pandanganku hanyalah untukmu si jantung hati
walau adakalanya menyiksa diri
tetap dirimu jua yang kunanti
rinduku yang tak pernah padam
kasihmu entahkan bila hadir
mengulit mimpi menjadi realiti
sedang aku sendirian dalam sunyi
kepasrahan pada ketentuanNya
akur pada takdirNya, Maha Segala
~ Tinta Pena ~ Alamanda Desa ~
~ 201112 ~ 1 am ~
seakan kulihat bayangmu
melambai memanggilku
entah mengapa di saat ini
sang rembulan pun seolah menyepi
seakan menyisihkan diri
membiarkan luka itu berdarah lagi
merindui dalam kepasrahan
kerna dikau di sana tak kunjung datang
saat sang mentari menyinari hari
masih aku di sini menanti
bertanya khabarmu di kejauhan
merintih tercari-cari kelibat idaman hati
ternyata semakin jauh menghilang dari sisi
pernahkah kaumengerti
tentang rindu yang tak bertepi
tentang kasih terpendam di hati
tentang cinta kian bertakhta di sanubari
pernahkah kaucuba memahami
rajukku meminta diperhati
senyumku setulusnya dari lubuk nurani
pandanganku hanyalah untukmu si jantung hati
walau adakalanya menyiksa diri
tetap dirimu jua yang kunanti
rinduku yang tak pernah padam
kasihmu entahkan bila hadir
mengulit mimpi menjadi realiti
sedang aku sendirian dalam sunyi
kepasrahan pada ketentuanNya
akur pada takdirNya, Maha Segala
~ Tinta Pena ~ Alamanda Desa ~
~ 201112 ~ 1 am ~
No comments:
Post a Comment