Monday, 26 May 2014

BIAR KUSENTUH BIBIR LUKAMU


Bicara yang gersang dalam tandusnya fikir
secoret kata seolahnya membeban pundak lafaz
cuba kusapa desir angin 'tuk menemani laman aksara
namun semilirnya menyapu ke laut
dan di pantai sepasang tapak kaki hilang
di antara garis-garis bicara yang diam dalam berkata.


Aku cuma sendiri melayan dingin yang menakutkan
waktu yang perlahan sepertinya menyindir di antara nyanyian lama
aku tidak diajar bermimpi bersiul riang menyemai kebebasan
kuntum-kuntum berdarah memercik
pada kelopak yang mendesak di jendela jiwa
biar terjangkau di mata tangan
namun bukan di mata lepas memandang
dan mimpi pun ditusuki peniti-peniti pada setiap penjuru dadaku.


Menghitung detik dan waktu untuk aku pulang
membasuh kuntum-kuntum berdarah di alam nyata
bukannya garis tanda liang pemakaman berlalang
di antara nyanyian angin pilu mengusik rajuk hiba
lalu aku pun menyentuh bibir lukamu
sambil kita menyapa dalam kesucian yang benar.


Qalam Bertinta
Klang
26052014
1215am

No comments:

Post a Comment