Saturday, 5 July 2014

BICARA PUISIKU

Semalam telah aku karyakan sebuah karya yang bertajuk IDOLA.

IDOLA

Aku bukan Chairil Anwar
walau agak sama ilham terbina
berkebolehan menulis secara terus
tanpa sekatan minda
membataskan ilham untuk berkata-kata

Namun aku dan Chairil Anwar
ada sedikit persamaannya
sama-sama memperjuangkan suara bahasa kami
di dalam karya bertitik sepontan
yang luar biasa dari kebiasaan.

Walaupun begitu aku akur
aku tidak akan pernah menjadi Chairil Anwar
mungkin aku akan jadi lebih baik dari dia
siapa tahu ... ,
kerana Allah yang punya rencana.

Sazalee Sulaiman
Nilai, Negeri Sembilan
04/07/2014.

Bukan bermaksud untuk aku berkata besar meletakkan diriku sebaris atau sebagus Chairil Anwar. Rasanya tak akan pernah aku menjadi sebagus dirinya. Tetapi Alhamdulillah sebagai seorang pengkarya kita haruslah menanam cita-cita untuk memartabatkan karya kita dan diri kita sebaris dengan penyair-penyair atau sasterawan-sasterawan tersohor yang sedia ada. Di sinilah lahirnya motivasi untuk mendidik kita menjadi lebih bersedia dan bersaing secara positif dan mengajar diri kita agar jangan mudah berputus asa.

Sebenar-benarnya, ibukunci kepada karyaku itu adalah AKU...AKU adalah AKU...yang membawa maksud usahlah kita menjadi orang lain selain diri kita sendiri. Di sini aku ambil karya bertajuk AKU dari Chairil untuk aku menciptakan pula suara di dalam karyaku.

Mari kita lihat dan baca serta dengarkan suara Chairil Anwar di dalam karyanya ini.

Aku
Pengarang: Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

Maret 1943

Sekian, selamat maju jaya dan salam memartabatkan sastera dunia demi negara.

No comments:

Post a Comment