Thursday, 20 June 2013

TERCEMAR


Pandangan kelabu
bagaikan kabus bayu
sedang waktu, tiap detik berlalu
sang mentari bagaikan malu-malu
alkisahnya...berperang dengan jerebu
sesak nafasku.

Sungai itu,
sewaktu dahulu mengalir jernih
penghilang dahaga, tika berpergian
tempat nak dara bermandian, mencuci pakaian
bergurau senda, berlagu riang
kini...mengalir lesu
segalanya menjadi tamu
tamu yang tak diundang.

Hutan itu,
menjadi mangsa si tamak haloba
rakus sungguh si jentera berat
tanpa belas atau simpati, terus menodai
kasihan penghuninya, bertempiaran lari.

Natijahnya,
alam semakin tercemar
kehangatan semakin membara
andai tiada kesedaran
andai tiada rasa sayang
apakah ini yang ingin
kita wariskan, pada generasi
yang bakal mewarisi.

ZIE 19/06/2013

No comments:

Post a Comment