Monday, 25 November 2013

MAMAI III


Haruskah kusembamkan mukaku ini
di dadamu yang keras bak besi
melayan mamai bertali arus bak air di kali,
menyusuri hari;
di sepanjang perjalanan sepi
meniti mentari.

Di mindaku, beratnya sekali
di mataku, bertongkat waran bergari
di tubuhku, berselimut dengan kulit babi
di pagi hari.
Di kakiku; langkahan berat berkati-kati
siang hari, lelah berlari.

Ahh!...apa nak jadi?

Seteko kopi kuhirup tidak mencukupi
basah di tekak dengan larva berapi
namun mamai tidaknya pergi
masih setia di sisi
mendekati
mendampingi, keluhan hati.

Harus bagaimana lagi?

Sazalee Sulaiman ... 25/11/2013
Nilai, Negeri Sembilan.


No comments:

Post a Comment