Friday, 2 March 2012

Esok Masih Ada Senyuman...



Akan kukunyah kerinduan ini
demi mengalas bicara sepi
yang merimbun di rimba rasa
kulewati denai-denai berduri
meredah lumpur yang gersang
betapa sewaktu-waktu itu
Tersadunglah perawan desa dan rebah
dengan duri dan calar bersalut di tubuh

titisan hujan semalam
melahirkan embun yang mula menetas
menghangat pinggir mata perawan
amat perih menikam malam
di bawah teduhan cahaya bulan
kau memandang wajah sayu
ingin kau renung ke dalam anak mata
mencari sealas makna

kujahit layar
dari pintalan benang-benang rindu mengharum
untuk kusematkan pada biduk kecil
lalu mengizinkan angin mengemudikan arahnya
hanyutlah biduk pada laut tenang
di sepanjang pesisir waktu

ketika kudengar air mata tertawa
kulihat alam sedang menangis
seandainya kutiba di penghujung hari
haruskah kututup sebelum basah di mata
semoga esok...
fajar mampu terbit
dengan sebuah senyuman manis...

Mentari Nur...

No comments:

Post a Comment