Dari pohon ke pohon
dari satu dahan ke dahan yang lain
melompat-lompat, melonjak-lonjak
terkinja-kinja
hingga tiba saatnya
tersungkur juga
di perdu ranting yang rapuh
tersungkur
dan terjatuh
muka terpalit lumpur
hina menghina, sehina-hina
aib segera terseru
muka tebal
tapi
malunya tidak tertahu
bangun kembali sambil melangkah
sepeti tiada lumpur
yang berbekas di mukanya, di jiwanya.
Alah bisa malunya telah terbiasa.
ss-z/spl/pr..19-feb-2012.
No comments:
Post a Comment